SOROT 119

"Kalau Ada Gayus Lain Sikat Saja"

Dirjen Pajak Mochammad Tjiptardjo
Sumber :
  • Biro Pers Istana Presiden/Abror Rizki

VIVAnews – Direktorat Jenderal Pajak kini mendapat sorotan tajam. Bukan saja karena mencuatnya kasus mafia pajak Gayus Tambunan, tetapi juga dipicu oleh temuan rekening mencurigakan milik ratusan pegawai pajak.

Temuan mengejutkan itu terungkap dari hasil pemeriksaan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terhadap 3.616 pejabat pajak dan 12.089 anggota keluarga mereka. Transaksi di rekening mereka diusut dari  transaksi 2004 hingga 2010.

Untuk mengetahui lebih jauh mengapa “Gayus-Gayus” lain masih bisa beraksi dan bagaimana mencegahnya, VIVAnews.com mewawancarai mantan Dirjen Pajak Mochamad Tjiptardjo seusai pelantikan Dirjen Pajak yang  baru, di Jakarta, Jumat, 21 Januari 2011. Saat itu, Tjiptardjo diganti oleh pejabat baru, Fuad Rahmany.

Wawancara juga dilakukan bersama dengan sejumlah media lainnya. Berikut ini petikannya:

Apa yang telah Anda lakukan berkaitan dengan laporan dari PPATK? Jika ada laporan PPATK yang mencurigakan kami serahkan kepada Inspektorat Jenderal (Irjen) Kementerian Keuangan dan Kepatutan Internal Transformasi Sumber Daya Aparatur (Kitsda) Ditjen Pajak untuk ditindaklanjuti. Apa-apa saja yang dianggap tidak wajar nanti melalui pemeriksaan Kitsda dan Irjen.

Kami bekerja sama dengan PPATK. Kami memberikan nama seluruh pejabat kepada PPATK. Informasi yang sudah masuk, kami tindaklanjuti oleh Irjen dan Kitsda. Ada yang langsung kami ambil tindakan, jika salah diberi hukuman, ada juga yang tidak terbukti seperti mendapatkan warisan. Semua itu melalui proses. Jika ada tindak pidana kriminal, kami serahkan pada polisi jaksa dan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Menurut Anda, apa titik lemah di Ditjen Pajak sehingga memunculkan 'Gayus-Gayus' lain?
Itu dulu sudah di evaluasi. Titik rawannya di perpajakan itu ada di pemeriksaan, keberatan banding, juru sita dan yang berhadapan langsung dengan wajib pajak. Itu kan sudah diperbaiki dengan crash program. Titik rawan yang disebutkan Gayus, kami tutup dan awasi.

Gayus yang membawa nama pegawai pajak lainnya, bagaimana menurut Anda?
Dari dulu kami di Ditjen Pajak terbuka. Boleh saja dia (Gayus) ngomong apa, ya dibuktikan. Pejabat pajak kan sudah banyak yang diperiksa kan, sekarang 3 sedang dalam proses yang lain lagi diperiksa. Monggo (silakan) saja diperiksa, sampai level atas pun monggo. Kami ini kan negara hukum, dipersilakan saja. Kami Dirjen pajak selama ini terbuka, saat rapat pimpinan di Jakarta kemarin kami undang KPK, Badan Pemeriksa Keuangan, Indonesia Corruption Watch, datang semua.

Gayus mengatakan atasannya terlibat, apa tanggapan Anda?
Monggo dicek, atasannya beliau direktur dan lain sebagainya kan sedang dalam proses, sedang ditangani oleh polisi. Kita serahkan pada hukum. Kita akan back up kepolisian. Jika polisi meminta dokumen apa, kita akan kasih. Jika ada hal yang tidak diketahui, akan kita jelaskan.

Bagaimana jika ada 'Gayus-Gayus' lain?
Kalo ada 'Gayus-Gayus' lain sikat saja.

Sudah ada berapa pegawai yang diberikan sanksi?
Selama 2010, ada 640 orang kami jatuhi sanksi. Itu belum pernah terjadi. Kasusnya macem-macem mulai dari yang ringan sampai yang berat. Ada yang mengenai ketidakdisiplinan, selingkuh, pelanggaran wewenang jabatan. Ada yang sudah diberhentikan.

Jumlah itu juga berasal dari laporan rekening tak wajar?
Ada tapi saya lupa pastinya banyak, namun proses jalan terus.

Apa sanksinya?
Kami berhentikan dengan tidak hormat, sudah sekitar puluhan orang. Dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat ekselon II.

Selama ini, persepsi orang yang bekerja di Direktorat Pajak selalu hidup mewah, bagaimana menurut Anda?
Ya itukan orang boleh bicara apa saja, orang boleh saja mewah, tapi coba lihat yang susah juga banyak. Ada yang bapaknya pengusaha, ya boleh jadi kaya. Misalnya, seseorang yang sudah puluhan tahun bekerja di pajak, gajinya sudah besar, asal wajar ya monggo saja. Hanya beberapa orang yang seperti Gayus ini, kita perangin saja. Saya tidak setuju kalo hal ini digeneralisir bahwa orang pajak itu hidup mewah.

Jika masih ada Gayus lain, berarti reformasi birokrasi dan perbaikan renumerasi yang dilakukan di Direktorat Pajak tidak berhasil?
Bahwa reformasi tidak sempurna iya, tetapi kalau dikatakan tidak berhasil nanti dulu. Kalau mau disempurnakan lagi ya boleh.

Bagaimana tanggapan Anda terkait vonis 7 tahun yang dijatuhkan kepada Gayus?
Saya tidak bisa berpendapat lebih jauh, itu ranah hakim. Kalo kesal dengan Gayus ya kesal. Tetapi masalah adil dan tidak masyarakat memiliki hak masing-masing.

Dengan kasus ini membawa berkah, terbuka semua. Kami terbuka, ya monggo (silakan) saja. Setelah itu kami lakukan pembenahan semuanya.

Anda siap untuk memberikan keterangan jika diminta?
Saya sebagai warga negara dan pejabat tentunya wajib memberikan informasi. Sampai saat ini Ditjen Pajak sudah bekerja sama secara baik dengan kepolisian.

Soal pergantian Anda sebagai Dirjen Pajak, mengapa Menteri Keuangan tidak menunggu April, saat Anda pensiun?
Lho… saya ini bukan berhenti tetapi diganti secara alamiah agar pejabat yang menggantikan dari awal tahun sudah siap. Jika diganti di tengah tahun nanti kecolongan waktunya, jadi di awal tahun sudah diganti oleh Pak Fuad Rahmany agar lebih cepat. Saya optimistis penggantinya lebih bagus.

Benarkah pergantian ini untuk memudahkan pemeriksaan terkait vonis Gayus?
Pergantian ini bukan karena semata-mata memudahkan pemeriksaan. Jika nggak diganti pun memang nggak akan dipersulit untuk melakukan pemeriksaan. Ini karena saya akan memasuki masa pensiun. Waktunya kebetulan saja bersamaan sehingga langsung dihubungkan.

Apa PR buat Dirjen Pajak yang baru?
Saya bukan bapak guru, yang kasih-kasih PR. Yang pasti, Dirjen Pajak baru harus melanjutkan berbagai program yang telah disiapkan oleh Pak Menteri yang berkaitan dengan pajak, seperti mengenai crash program menyiapkan desain dari sebuah kebijakan, fasilitas insentif dan lain sebagainya.

Apa kesan Anda ketika menjadi Dirjen Pajak?
Ditjen Pajak adalah institusi yang betul-betul strategis dan harus dikelola dengan sungguh-sunguh. Karena negara sangat tergantung pada penerimaan pajak. Bayangkan, dalam satu bulan saja kami harus mencari uang sebesar Rp55 triliun jadi kami harus gerak cepat. Karena itu, di awal tahun baru  sudah harus dapat bekerja, sebab penerimaan pajak sejak awal tahun sudah harus diamankan.

Tugas Dirjen Pajak itu memang berat karena mengumpulkan Rp 708 triliun itu kan tidak gampang. Coba, mana ada orang yang mau bayar pajak ikhlas, hayo. Nggak ada yang ikhlas. Inilah yang perlu disosialisasikan dengan mengajak masyarakat untuk membayar pajak dengan keikhlasan dan kejujuran.

Apa rencana Anda setelah pensiun dari Dirjen Pajak?
Saya harus nikmati waktu untuk pribadi yang selama ini sudah saya berikan kepada negara. Setelah pensiun, akan lebih banyak waktu untuk keluarga, cucu dan pribadi saya.

Terpopuler: Hal yang Dilakukan Suami Jika Istri Hyperseks sampai Bahaya Pijat Perbesar Penis
Pemain Timnas Indonesia U-23 rayakan gol

Komentar Erick Thohir Usai Timnas Indonesia Tembus Semifinal Piala Asia U-23

Catatan sejarah ditorehkan Timnas Indonesia U-23. Armada Shin Tae yong memastikan tiket ke semifinal Piala Asia U 23 2024 usai menyingkirkan Timnas Korea Selatan.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024