Duta Besar RRC Liu Jianchao: China Terus Berubah

Duta Besar China untuk Indonesia Liu Jianchao berkunjung ke VIVA.co.id
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - China dalam tiga puluh tahun terakhir mengalami kemajuan yang sangat pesat sejak reformasi besar diperkenalkan mendiang pemimpin mereka, Deng Xiaoping. Kini sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, China punya pengaruh besar di panggung politik internasional. 

Terinspirasi Langkah Indonesia, Amerika Serikat Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Perkembangan itu juga menciptakan sejumlah kekhawatiran negara-negara tertentu, apakah dengan kekuatan ekonomi dan politiknya itu akan membuat China ingin mendominasi panggung dunia. Namun, Duta Besar Liu Jianchao menepis kekhawatiran itu.

"Hegemoni tidak menguntungkan China. Kami tidak akan berubah posisi menjadi penjaga perdamaian dunia'" kata Dubes Liu, yang belum lama bertugas sebagai Duta Besar Republik Rakyat China untuk Indonesia, yaitu sejak 9 Maret 2012. 

Kehadiran Anies dan Muhaimin di KPU Tunjukkan Kedewasaan Politik meski Pahit, Menurut Pengamat

Dalam kunjungannya ke kantor redaksi VIVAnews pada 31 Oktober lalu, mantan juru bicara Kementerian Luar Negeri China, dan pernah menjadi Dubes di Filipina itu menjelaskan panjang lebar mengenai posisi negaranya dalam panggung internasional saat ini - termasuk soal isu rivalitas China dengan negara adidaya AS dan ketegangannya dengan sejumlah negara tetangga soal sengketa wilayah.

Dengan berbahasa Inggris yang sangat lancar, Dubes Liu pun memaparkan kemajuan hubungan antara China dan Indonesia, termasuk prospek kerjasama bilateral di sektor ekonomi dan militer di masa datang.

Viral! Bawa Kabur Motor Kurir yang Sedang Antar Paket, Pelaku Babak Belur Dihajar Warga

Kerjasama RI-RRC

Hubungan bilateral antara China dan Indonesia meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam bidang ekonomi. Bisakah dijelaskan perkembangan volume perdagangan kedua negara saat ini?

Saya sepakat bahwa hubungan kedua negara sangat kuat dalam 5-10 tahun terakhir, terutama sejak 2005, ketika kita mulai membangun Kemitraan Strategis.

Ini menandakan kepercayaan politik antara kita semakin kuat, semakin membuka jalan bagi kerja sama yang luas dan di berbagai bidang, terutama hubungan ekonomi dan dagang.

Hubungan dagang China-Indonesia semakin meningkat. Akhir tahun lalu volume perdagangan kedua negara mencapai US$60,7 miliar, peningkatan yang besar. Pada delapan bulan pertama tahun ini, volume dagang kedua negara mencapai US$43,5 miliar, meningkat 12 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Pada akhir tahun lalu, Indonesia adalah mitra dagang terbesar kami yang keempat di antara negara-negara ASEAN.  Tahun ini, Indonesia adalah yang ketiga. Tidak lama lagi, Indonesia akan menjadi mitra terbesar kami yang kedua di ASEAN.

Ini adalah perkembangan yang wajar karena Indonesia adalah pasar yang luas, dengan nilai ekspor yang besar. Kemajuan kerja sama dagang kita adalah sesuatu yang sangat bernilai, di tengah perdagangan internasional yang mengalami kemunduran. Hal ini menguntungkan pebisnis dan rakyat kedua negara.

Target volume dagang kita dengan Indonesia pada 2014 adalah US$80 miliar. Nanti, kita akan sering melihat perdagangan antara china dengan Indonesia dalam kerangka ASEAN.

Melihat nilai kerja sama dagang yang besar, kedua negara harus memfasilitasi hubungan ini dengan membuka lebih banyak pasar bebas. Pasar China terbuka untuk seluruh produk Indonesia, dan kami berharap hal serupa diperlakukan untuk produk China di Indonesia.

Kami menghindari praktik proteksionisme yang diberlakukan di berbagai negara. Praktik ini dampaknya buruk bagi perdagangan internasional yang seharusnya didasarkan pada peraturan WTO. Saya rasa kedua negara kita akan tetap melakukan perdagangan bebas yang adil dan terbuka. 

Proyek-proyek baru apa yang sedang digarap oleh kedua negara?

Jika berbicara masalah G-to-G (government to government), pada  September 2012, China dan Indonesia menandatangani soft loan (pinjaman lunak) untuk tiga proyek besar, yaitu pembangkit listrik di Pare Pare, serta jalan tol di Bandung dan Medan. Infrastruktur adalah sektor yang paling diperlukan negara ini. China siap membantu.

Beberapa proyek yang saat ini mulai dikerjakan adalah pembangkit listrik tenaga uap batu bara di Bali, bekerja sama dengan perusahaan China, Huadian Co. Perusahaan ini juga punya pembangkit listrik di Padang. Semuanya berjalan sukses, dari segi lingkungan dan pengadaan listrik. Perusahaan ini adalah salah satu yang terbaik.

Yang paling membahagiakan saya adalah tiga minggu lalu saat menghadiri peresmian pembangunan proyek penampungan minyak di Padang. Total investasi proyek ini sebesar US$650 juta. Ini adalah  investasi terbesar China untuk satu buah proyek.

Selain G-to-G, kedua negara juga meningkatkan kerja sama B-to-B (Business to Business). Kami yakin kerja sama di sektor swasta akan semakin mempererat hubungan ekonomi kedua negara.

Contohnya, semakin banyak perusahaan-perusahaan China yang berinvestasi di Indonesia. Dua minggu lalu, perusahaan ban untuk truk China menandatangani perjanjian dengan perusahaan Indonesia senilai US$550 juta untuk meningkatkan produksi di Indonesia.

Selain itu, perusahaan China akan menanamkan modal di pabrik semen di Papua dan tempat lainnya. Selain itu, perusahaan pembangkit China juga akan menanamkan modalnya di Indonesia.

Jika ditelaah lagi, produk manufaktur berhubungan langsung dengan infrastruktur. Contohnya semen, ban, pembangkit listrik, terkait satu sama lain di bidang infrastruktur. Jadi Indonesia tidak harus lagi mengimpor semen untuk pembangunan.

Kerja sama lainnya antara China dan Indonesia adalah mendirikan pusat pemurnian (smelter) untuk memenuhi kebijakan pemerintah RI dalam operasi barang mineral setengah jadi. Ini hal yang bagus, karena banyak importir kesulitan mendapatkan sumber daya mineral.

Tren umum hubungan bilateral RI-China sangat sehat. Kerja sama dagang kita juga akan berumur panjang.

Anda punya saran bagi pemerintah Indonesia agar lebih banyak lagi investor asing yang menanamkan modal di Indonesia?

Saat berhubungan dengan Indonesia, China bukanlah investor tradisional. Kami mulai berinvestasi di negara ini mungkin sekitar 10 tahun yang lalu. Namun investasi di Indonesia juga berkembang sangat pesat.

Saya kira sekarang waktunya perusahaan China mendapatkan posisi yang lebih baik saat berinvestasi dengan Indonesia. Karena sekarang telah mengenal Indonesia dengan lebih baik, kami tahu lingkungan investasi di negara ini, kami tahu bagaimana berbisnis dengan orang Indonesia.

Sebaliknya, perusahaan di Indonesia juga lebih tahu caranya berbisnis dengan investor China. Kami tengah berada di tingkat “nyaman” dalam hubungan investasi bilateral. Maka dari itu, kami yakinkan perusahaan di China, Indonesia adalah tempat sempurna untuk berinvestasi.

Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya yang keras dalam meningkatkan lingkungan investasi bagi perusahaan asing. Prosedurnya kini lebih terbuka dan transparan.

Kami harap pemerintah Indonesia menjaga stabilitas dan konsisten dengan kebijakannya. Saya tahu kebijakan bisa berubah sesuai situasi, tapi demi menarik investasi dari luar, kebijakan yang konsisten sangat diinginkan oleh perusahaan asing.

Jika perusahaan asing ingin berinvestasi di Indonesia, biasanya akan merekrut tenaga lokal untuk menghemat biaya. Namun, di beberapa kasus, mereka harus membawa orang mereka sendiri, walaupun biayanya mahal.

Biasanya mereka terdiri dari para ahli, dan beberapa manajemen. Saya harap pemerintah Indonesia dapat memudahkan mereka dalam membuat visa. Tapi secara umum sudah baik.

Pemerintah China belakangan ini mulai mempromosikan Yuan di setiap transaksi perdagangan internasional. Apakah hal ini bisa diberlakukan dengan baik oleh China dan Indonesia?

Mata uang China Renmimbi/RMB (Yuan) mulai popular digunakan untuk transaksi internasional. Kami juga menggunakannya di Indonesia karena itulah, pada 2009, kami mengadakan kerjasama currency swapping sebesar 100 miliar RMB.

Menggunakan RMB untuk transaksi akan menguntungkan kedua negara, tidak hanya di perdagangan tapi juga di investasi.

Hal ini juga akan menghindari resiko fluktuasi mata uang pihak ketiga dan menguntungkan perusahaan dagang dalam memotong biaya operasi dan menstabilkan pendapatan. Kami telah melakukan perjanjian currency swapping dengan beberapa negara. Contohnya yang terbesar adalah Korea Selatan sebesar 300 miliar RMB.

Ada kekhawatiran dari kalangan wirausaha di Indonesia mengenai begitu banyaknya produk asal China yang masuk sehingga bisa memukul industri domestik. Bagaimana respon pemerintah China?

Faktanya adalah hubungan dagang kedua negara seimbang dalam beberapa tahun terakhir. Pada beberapa statistik ada perbedaan, tapi tidak besar. Saya kira China tidak berniat untuk meraih surplus dagang dengan Indonesia.

Dengan beberapa negara juga demikian, ada yang defisit ada yang surplus. Tapi dengan Indonesia cukup seimbang, ini bagus.

Yang dikhawatirkan mungkin adalah struktur. Contohnya, pengusaha Indonesia khawatir melihat banyaknya produk manufaktur asal  China yang masuk, sementara ekspor ke China kebanyakan sumber daya mineral dan ternak.

Ini bisa dimengerti, karena setiap negara punya kelebihannya masing-masing. Indonesia dianugerahi mineral, tapi untuk meningkatkan produksi adalah dengan menerima lebih banyak lagi investasi China.

Contohnya adalah nikel dari Indonesia, kami bisa terlibat dalam pemrosesan nikel, dan Indonesia diuntungkan dari tambah nilai, pajak, dan lapangan kerja. Ini akan menjadi keuntungan Indonesia.

Pilihan terakhir adalah melakukan proteksionisme, yaitu menolak seluruh produk asing. Ini tidak baik bagi Indonesia dan dunia dagang internasional, karena setiap negara butuh kompetisi. Tanpa kompetisi, kita tidak bisa berkembang dan tumbuh.

Ekonomi China pada 30 tahun lalu sangat lemah dibanding Indonesia sekarang. Kemudian kami memberlakukan pasar terbuka, masuk ke WTO dan mematuhi peraturan organisasi ini. Lalu, produk asing berdatangan.

Saat krisis, kita harus kuat mempertahankan diri, dan kita harus membuat produk kita lebih kompetitif di segi kualitas dan harga

Di sektor pertahanan, TNI tengah memperkuat persenjataan dan sistem pertahanannya. Bagaimana antusiasme China dalam menawarkan produk-produk pertahanannya ke Indonesia? Apakah kedua negara akan meningkatkan kerja sama pertahanan, terutama militer-ke-militer?

Pertama, China dan Indonesia adalah dua negara yang cinta damai. Kita sama-sama memiliki visi bahwa kawasan ini harus menjadi wilayah yang damai dan stabil. Namun, di saat yang sama kita ingin tetap terlindungi dan perlu pertahanan yang kuat.

Kami mengerti kebutuhan Indonesia dalam mempertahankan wilayahnya yang luas, dan China ingin menjadi bagian dari strategi militer Indonesia dalam meningkatkan kapabilitas pertahanan. Kita bisa berkolaborasi di beberapa hal:
Pertama, meningkatkan dialog di bidang pertahanan.

Menteri Pertahanan dari kedua negara telah mengadakan pertemuan rutin yang sangat berguna untuk saling kenal strategi dan target lebih baik.

Kedua, kita perlu meningkatkan kerja sama dalam bidang pelatihan pertahanan. Contohnya, pada tahun 2011, Indonesia dan China telah menggelar dua latihan gabungan antarpasukan khusus. Latihan ini ditayangkan di stasiun televisi China.

Saya melihat kedua pasukan terkoordinasi sangat baik. Latihan ini tidak hanya untuk mengasah kemampuan, tapi juga untuk meningkatkan kesepahaman dan rasa saling percaya.

Ketiga, China sangat ingin bekerja sama dengan Indonesia dalam bidang pengembangan senjata Indonesia. Kedua negara telah menantangani MoU kerja sama untuk pengembangan dan penjualan senjata.

Kami juga ingin bekerja sama dengan Indonesia di bidang pertukaran teknologi. Jadi kita tidak hanya memberikan ikan, tapi juga pancingnya. Ini bentuk kerja sama yang kami inginkan.

Menurut Anda, China dan Indonesia bisa kerjasama dalam membuat senjata?

Mungkin saja, beberapa perusahaan mulai memikirkan hal itu. Namun perlu dialog dan negosiasi mengenai hal ini.

Indonesia kembali mengadakan Bali Democracy Forum pada November nanti, China akan mengirim delegasi?

China menaruh perhatian sangat besar untuk forum ini karena merupakan ajang yang baik untuk bertukar ide dan pengalaman soal demokrasi. Setiap tahun kami mengirim pejabat tinggi untuk menghadiri forum ini.

Tahun ini kami akan mengirim Wakil Presiden Institut Hubungan Luar Negeri China, Duta Besar Lu Shumin, ke Bali Democracy Forum. Beliau pernah menjadi duta besar di Indonesia. Kami menantikan untuk membicarakan demokrasi dengan para delegasi.

Persaingan dengan AS

China mendeskripsikan meluasnya pengaruh ekonomi dan politiknya di dunia sebagai “pembangunan yang damai”.  Menurut Anda, apakah perkembangan China ini akan berujung pada hegemoni dunia baru yang dikuasai China?

Soal pembangunan yang damai, jawabannya “ya”. Tapi soal hegemoni China, jawabannya adalah “tidak”.

Alasan kami tetap berpijak pada kebijakan pembangunan damai adalah karena kami percaya setiap negara berhak berkembang, makmur dan bertahan dalam lingkungan internasional yang damai.

Jadi, tujuan China adalah berkembang di lingkungan yang harmonis dan damai. Tanpa itu, China tidak akan mencapai perkembangan.

Itulah yang dilakukan China dalam 30 tahun terakhir. Tidak ada konflik besar sejak China membuka diri dan menerapkan reformasi.

Menurut penilaian kami, tidak akan ada perang dunia di masa depan, itulah kenapa China fokus mengembangkan ekonomi.

Perkembangan di China berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas dunia. Hari ini, tidak akan ada pemenang tunggal lagi.

Suatu negara tidak akan bisa menang mudah atas negara lain. Jika terjadi perang, China tetap tidak akan melakukan hegemoni di masa depan.

Hegemoni tidak menguntungkan China. Kami tidak akan berubah posisi menjadi penjaga perdamaian dunia.

Banyak yang khawatir persaingan China dan AS di kawasan Asia Pasifik akan menciptakan “Perang Dingin Baru.” Bagaimana China merespon hal ini?

China ingin melihat perdamaian dan kemakmuran di kawasan. China ingin berkontribusi untuk mewujudkan hal ini. Itulah mengapa kami ingin memperat hubungan dengan mitra kami di kawasan, terutama ASEAN, di bidang ekonomi, keamanan, budaya, dan hubungan antarwarga.

Karena kemajuannya yang pesat, kekuatan besar dunia, terutama Amerika Serikat, menaruh perhatian kepada Asia. Mereka kini mulai menegaskan kembali posisinya di Asia, ini bisa dimengerti.

Tapi dengan kebijakan yang baik, hal ini tidak akan sampai menimbulkan konfrontasi dan perang dingin. Kami menghargai kepentingan mereka di Asia, kami juga melakukan dialog dengan AS di bidang keamanan dan pertahanan.

Jadi saya kira, rasa saling percaya harus dibangun antara kedua negara agar saling memahami satu sama lain. Kedua negara juga bekerja sama dengan mitra-mitra di Asia untuk menciptakan kawasan ini lebih damai dan makmur. Kami tidak melihat China dan AS akan masuk ke Perang Dingin.

AS dan negara-negara Barat belakangan ini menganggap dua perusahaan komunikasi asal China yang tengah berkembang pesat, Huawei dan ZTE, sebagai mata-mata yang mengancam keamanan nasional mereka. Bagaimana pendapat China?

Mereka membuat penilaian yang salah, tidak ada bukti yang jelas. Saya kira ini adalah bentuk proteksionisme pada investasi China karena dua perusahaan ini sangat kuat di bisnis dan kompetisi. AS seharusnya mampu memenuhi tantangan dari kompetitor yang kuat.

Investasi di perusahaan China di negara lain dilakukan dengan dasar saling menguntungkan dan targetnya adalah win-win scenario. Kami berharap AS dan negara lain bisa memberikan penilaian yang adil pada perusahaan China.

Sebaliknya, China juga akan menyediakan lingkungan yang baik dan stabil bagi investasi asing. Akibat tuduhan yang bias ini, kerja sama China-AS akan terkena dampaknya.

Sengketa dengan Tetangga

Soal sengketa China dan sejumlah negara tetangga di Laut China Selatan dan di Laut China Timur, apakah solusi diplomatik yang ada telah memberikan hasil, atau masih harus menunggu lama untuk mencapai penyelesaian?

Solusi diplomatik adalah pilihan yang diinginkan dalam menyelesaikan sengketa. Tapi sejujurnya, saya tidak yakin penyelesaiannya bisa diperoleh dalam waktu dekat, karena masalah ini sangat rumit dan butuh waktu lama.

Untuk sekarang, negara-negara yang bersengketa harus bersabar dan menahan diri. Negara-negara ini juga harus mengimplementasikan upaya bersama yang tercantum dalam Declaration  of Conduct (DoC).

Deklarasi ini sangat penting dalam memberikan panduan bekerja sama di kawasan, ketimbang berkonfrontasi. Jika diimplementasikan, maka akan tercipta perdamaian dan kemakmuran.

Bagaimana dengan partisipasi Indonesia dalam upaya solusi damai atas ketegangan di Laut China Selatan? Apakah China mendukung enam butir prinsip yang ditawarkan?

Pemerintah Indonesia juga telah memainkan peranan yang aktif dalam isu Laut China Selatan dengan berbicara pada beberapa pihak dan menggelar forum dan dialog. 

Salah satu contohnya adalah mengundang Menteri Luar Negeri China, Yang Jiechi, di Jakarta pada Agustus 2012. Saat itu tercipta dialog yang konstruktif dan berguna dengan Menlu Indonesia, Marty Natalegawa.

Menurut kami sudah terjadi pemahaman sikap satu sama lain dan sepakat untuk melangkah maju dalam mengatasi ketegangan itu. Kami berharap konsensus akan tercipta dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas bersama-sama dengan negara-negara lain yang berkepentingan. Jadi proses dialog tetap berlangsung.

Bagaimana soal sengketa pulau dengan Jepang di Laut China Timur?

Konflik di Kepulauan Diaoyu adalah akibat dari langkah yang salah dari sikap Jepang dengan membeli gugusan pulau tersebut. Kepemilikan China atas pulau itu tercatat sejak 400 tahun yang lalu, sejak masa Dinasti Ming. Pulau Diaoyu masuk dalam peta wilayah China saat itu.

Pada tahun 1875, saat ekspansi militer Jepang, mereka merebut Taiwan dan Diaoyu. Jadi mereka mengendalikan hingga tahun 1945, sampai Perang Dunia II berakhir.

Pada Deklarasi Postdam, Jepang harus mengembalikan seluruh pulau yang dicuri dari negara lain, termasuk China. Berdasarkan deklarasi ini, komunitas internasional mengakui bahwa pulau itu milik China.

Tapi sejak itu, pulau tersebut secara ilegal diduduki oleh AS. Pada 1971, AS menyerahkan kepemilikan pulau itu kepada Jepang dan menolak sanggahan China.

Pada awal 1970an saat Jepang-China mulai membicarakan normalisasi hubungan, ada konsensus soal pulau Diaoyu. Kedua negara mengakui ada sengketa kedua negara atas pulau tersebut.

Tapi, untuk mempercepat proses normalisasi, kedua kubu sepakat untuk mengenyampingkan sengketa pulau tersebut.

Saat ini, Jepang mengatakan bahwa tidak ada sengketa dan pulau itu milik mereka. Hal ini bertentangan dengan fakta yang ada. Karena itu kami minta Jepang untuk melihat fakta dan membenahi kesalahan mereka dan merehabilitasi hubungan kedua negara.

Apakah China lebih mengutamakan penyelesaian secara bilateral atau melibatkan pihak ketiga seperti PBB dalam menyelesaikan konflik itu?

Pada dasarnya ini adalah masalah bilateral antara China dengan negara yang bersangkutan. Jadi kami tetap menggelar dialog dengan Jepang dan mereka akan menerapkan pendekatan yang tepat kepada kami demi memulihkan kembali hubungan kedua negara seperti sedia kala.

Pergantian Kepemimpinan

Pada 8 November 2012, Partai Komunis sebagai kekuatan politik yang berkuasa akan mengadakan Kongres Nasional ke-18 di Beijing. Apakah ini akan dimulainya pula proses pergantian kepemimpinan di China?

Menurut konstitusi kami, harus ada perubahan kepemimpinan setiap lima tahun sekali. Presiden dan Perdana Menteri menjabat satu periode dan bisa dipilih di periode berikutnya, maksimal 10 tahun.

China punya dua garis pemerintahan, pertama garis partai, atau kepemimpinan partai. Garis lainnya adalah garis pemerintah.

Pada Kongres Nasional,  Partai Komunis hanya memilih pimpinan partai, bukan pemerintah. Partai Komunis China memiliki 80 juta anggota. Dari sekian banyak itu terpilih 2270 orang untuk menjadi delegasi.

Para delegasi ini akan memilih komite pusat.  Lalu, komite pusat akan memilih badan inti kepemimpinan partai atau biro politik (Politbiro). Mereka juga akan memilih komite tetap, yang terdiri sekitar 7-9 anggota.

Inilah kepemimpinan tinggi partai. Salah satu anggota komite tetap saat ini adalah Presiden Hu Jintao.

Presiden adalah posisi dia di pemerintahan, posisi dia di partai juga sebagai pemimpin, yaitu Sekretaris Jenderal. Menjadi Sekjen tidak lantas otomatis menjadi Presiden, karena masih harus dipilih oleh Kongres Rakyat Nasional.

Di garis pemerintah, kita punya 1,3 miliar warga. Mereka memilih para wakil untuk duduk di parlemen (Kongres Rakyat), baik di tingkat kota, kabupaten, dan nasional. Di tingkat nasional, kami punya hampir 3.000 wakil rakyat.

Selama sesi pertama Kongres, mereka akan  memilih pejabat pemerintah, seperti presiden, perdana menteri dan pejabat tinggi lainnya. Lalu presiden menunjuk menteri-menteri yang kemudian harus disetujui lagi oleh kongres.

Praktiknya, Sekjen akan menjadi presiden, karena dia kandidat kepresidenan. Beberapa orang komite tetap partai akan menjadi perdana menteri, ketua parlemen, wakil presiden dan wakil perdana menteri. Tapi bukan tidak mungkin mereka akan menjadi pejabat juga di pemerintahan.

Di masa lalu, mungkin pada 30 tahun silam, Sekjen Partai tidak otomatis menjadi presiden negara. Contohnya, saat pertama datang ke Indonesia pada 1991, saya saat itu mendampingi Presiden China, Yang Shangkun. Namun beliau bukanlah Sekjen Partai.

Jadi, dalam politik di China, kekuasaan Presiden Yang tidak sebesar Sekjen Partai Komunis. Namun, saat ini sistemnya berubah menjadi lebih praktis dimana Sekjen Partai juga menjadi kandidat presiden. Ini merupakan kombinasi yang baik.

Sejak kapan perubahan sistem kekuasaan ini berlaku?

Menurut piagam Kongres Partai Komunis, sistem ini telah diadopsi sejak sekitar 30 tahun lalu. Kami sebelumnya menerapkan kepemimpinan seumur hidup untuk tokoh tertentu, contohnya Ketua Mao Zedong.

Kami telah meninggalkan kepemimpinan seumur hidup itu sekitar sejak 30 tahun lalu saat memulai reformasi besar. Maka mendiang pemimpin China, Deng Xiaoping, tidak hanya melakukan reformasi ekonomi, tapi juga reformasi politik.

Beliau menghapuskan kepemimpinan seumur hidup sehingga memberikan kesempatan kepada China untuk terus berubah.

Jadi, saat ada yang bertanya apakah China masih sama seperti yang dulu, saya tentu saja menjawab “Tidak.” China tidak pernah menolak untuk berubah, China telah berubah sejak 30 tahun lalu.

Apakah ini berarti bahwa China tidak lagi menggunakan ideologi peninggalan Ketua Mao?

Teori dasar Mao masih berguna, kami tidak berpaling. Tapi kami tidak bilang ideologi ini adalah ideologi Mao saja, banyak kombinasi dari ideologi orang-orang di Partai Komunis pada masa itu.

Mao memang mewakili Partai Komunis, tapi bukan dia saja yang memformulasikan doktrin atau teori yang mewujudkan kemerdekaan China dan kebebasan rakyat. Kami masih memberlakukan kebijaksanaan, teori, dan pemikiran Mao Zedong.

Tapi kami perlu melihat sejarah, karena tidak bisa mengatakan bahwa teorinya sudah usang, tidak berguna, dengan tidak melihat konteksnya di masa itu. Pada saat itu, teori-terorinya sangat bagus dan penting bagi revolusi dan perubahan sosial.

Mengapa China hingga kini masih menganut sistem yang diterapkan Partai Komunis?

Sistem sosial dari Partai Komunis adalah pilihan rakyat berdasarkan sejarah. Sejak dulu, mereka memilih Partai Komunis sebagai kekuatan yang memimpin bangsa China. Bagi saya itu juga merupakan pilihan sejarah.

Di masa lalu China mengalami berbagai revolusi dan pergerakan untuk membebaskan China dan rakyatnya, mencoba mengusir penjajah kolonial. Tapi kebanyakan dari mereka gagal, kecuali yang diperjuangkan Partai Komunis.

Partai Komunis, seperti Anda tahu, mewujudkan kemerdekaan China, kebebasan dan demokrasi rakyat. Itulah yang telah diperjuangkan rakyat bersama dengan Partai Komunis.

Oleh sebab itu terbentuklah Republik Rakyat China pada 1949 di bawah kepemimpinan Partai Komunis China. Sejak itu, partai ini memimpin China menuju modernisasi.

Berbagai keberhasilan tercatat selama tahun 1950an hingga awal dekade 1960an, sampai kami mengalami kesalahan buruk, yaitu masa Revolusi Budaya, yang merupakan bencana bagi China.

Revolusi Budaya berlangsung selama 10 tahun dan untungnya berakhir pada 1976. Setelah beberapa tahun mengalami periode penyesuaian, pada akhir 1978 kami memulai reformasi.

Maka China mulai bergerak ke arah modernisasi, demokrasi bagi rakyat, dan kemakmuran bagi masyarakat. Sejak saat itu China telah membuat kemajuan mengagumkan dalam reformasi ekonomi, pembangunan ekonomi, dan dalam mengangkat taraf hidup rakyat dan juga membuat China jadi negara yang lebih kuat dari yang sebelumnya.

China juga telah membuat upaya-upaya dalam mereformasi struktur politik dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Jadi reformasi ekonomi dan politik berjalan beriringan, namun penguatan fondasi ekonomi terlebih dahulu merupakan upaya yang krusial bagi China.

Sensor Internet

Terlepas dari perkembangan perdagangan dan ekonomi, China masih menyensor dengan ketat internet. Mengapa?

Internet telah memainkan peranan penting di China saat ini. Di bidang sosial, bisnis, bahkan politik, dan menjadi jembatan antara media dan pemerintah. China memiliki 600 juta netizen, sedangkan mobile netizen jumlahnya antara 400-500 juta.

Di pedesaan, ada 150 juta netizen yang diuntungkan dengan internet. Para petani di desa bisa mencari tahu tentang pertanian, dan produk-produk bercocok tanam.

Pengguna jejaring sosial Weibo mencapai 200 juta orang. Sebanyak 200 juta orang juga tercatatat melakukan jual beli di internet, termasuk saya.

China telah mengatur pemakaian internet sesuai hukum. Berdasarkan hukum di China, kita harus menghindari hal-hal yang merusak dan mengancam stabilitas negara.

Ini penting bagi China karena, seperti Indonesia, negara kami sedang mengalami transformasi sosial yang luar biasa. Untuk menjaga agar transformasi berjalan sukses dan bermanfaat, kami perlu stabilitas.

Di Internet terdapat banyak terdapat rumor dan tuduhan tidak berdasar. Hal ini kami alami pada Revolusi Budaya. Saat itu, ada beberapa orang yang tidak bertanggung jawab menempelkan poster dengan tulisan besar, menuduh seseorang sebagai penjahat, koruptor, tukang main perempuan dan tidak setia pada Ketua Mao, tanpa ada bukti. Kemudian, publik menghakimi orang ini.

Sekarang, masyarakat melakukan hal yang sama, tapi bukan melalui poster dengan tulisan besar, melainkan di internet dengan tulisan kecil. Ini yang ingin kami hindari.

Jika Anda katakan bahwa ini adalah bentuk demokrasi, saya tidak percaya demokrasi model ini adalah demokrasi yang benar. Mereka tidak berhak untuk menuduh seseorang, ini yang ingin kami hindari.

Mungkin hal ini dibiarkan saja di negara lain, tapi dalam tahap ini, kami harus berhati-hati.

Kedua, kami menghindari pornografi dan kekerasan. Ini penting bagi pemuda dan anak-anak. Tapi kami tidak melakukan pembatasan ini dengan tujuan membungkam masyarakat, mereka punya saluran untuk mengekspresikan ide melalui internet. Tapi komentar merusak tidak akan dibiarkan.

Banyak pejabat pemerintah yang dipecat gara-gara laporan netizen. Saya ingat sebuah cerita dua bulan lalu.  Saat itu ada kecelakaan lalu lintas di sebuah kota di bagian barat China.

Pejabat pemerintah yang bertanggungjawab untuk keamanan dan manajemen kota itu muncul di televisi saat kecelakaan dan disaksikan di internet.

Dalam tayangan itu, dia tertangkap kamera tengah tersenyum di lokasi kecelakaan. Saat terjadi musibah dan ada orang yang tewas, seharusnya Anda tidak tersenyum. Tidak ada sensor pada acara itu, walaupun orang itu adalah pejabat tinggi.

Orang-orang di seluruh China lantas berkomentar soal kelakuannya di internet. Dia mengenakan jam tangan dalam gambar itu, jam itu ternyata sangat mahal.

Lalu netizen mengumpulkan fotonya yang mengenakan jam tangan berbeda.
Ditemukan bahwa pejabat ini dalam berbagai kesempatan telah mengenakan 11 jam tangan mahal.

Temuan ini lantas memicu investigasi pada pejabat tersebut, mencari tahu apakah dia korup. Dia bisa dikenakan hukuman kriminal.

Jadi sekarang pejabat berhati-hati mengenakan jam tangan [sambil tertawa]. Kami menjami kebebasan akses internet, tapi di waktu yang sama kami mengatur internet sesuai hukum di China.

Apakah China berniat melakukan kerja sama dengan Indonesia dalam hal pemberantasan pornografi dan kekerasan di Internet?

Ada banyak keprihatinan soal ini dan diperlukan kolaborasi internasional dalam mengatasi hal ini. China ingin bekerja sama dengan negara lain dalam memberantas pornografi dan kekerasan di Internet.

Indonesia dan China adalah negara dengan populasi terbesar di dunia dan punya jumlah remaja yang banyak. Kami ingin bekerja sama dengan Indonesia dalam masalah internet.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya